Masihkah Efektif Kampanye Hanya Tertumpu Kepada Retorika ? Ramadlan LM

By admin | At 14.21 | Label : | 0 Comments
Ramadlan LM ::: Masihkah Efektif Kampanye Hanya Tertumpu Kepada Retorika?
Kampanye Pilpres 2019 ini luar biasa. dari debat debat yang telah dipertontonkan kepada kita semua baik debat capres atau debat para pendukung capres begitu sengit dan banyak yang berapi api, dan kalau kita lihat dan kita dengar banyak retorika yang dihujankan kepada kita bahkan walaupun jelas kita sendiri sudah tahu yang sebenarnya bahwa hal itu hanyalah sekedar retorika.

Bagi orang orang yang tidak pendek akalnya dan banyak mendalami berita dan bagi mereka yang benar benar berpendidikan apa yang mereka ucapkan tidak akan ada pengaruhnya, apalagi kalau hanya janji janji baru sedangkan janji yang awal awalnya saja masih belum terpenuhi. semua itu malah akan semakin meyakinkan bahwasanya janji janji yang dilontarkan sama dengan janji janji yang awal yaitu hanya janji saja dan akan tinggal hanya janji.

Namun mungkin yang agak sulit menjelaskan atau memberikan pemahaman kepada mereka yang masih berpendidikan rendah, apalagi kepada mereka yang sudah terlanjur buta dengan pendidikan dan informasi. jadi kalau melihat ini retorika dalam pilpres 2019 ini masih ada dampaknya dan masih efektif walau mungkin tidak seberapa, dan bisa saja malah lebih banyak tidak baiknya apabila lawan politiknya bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat.

Definisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah Versi Ramadlan LM

By admin | At 07.53 | Label : | 0 Comments
Ramadlan LM ::: Definisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah Versi Ramadlan LM
Kali ini saya sedikit membahas mengenai Definisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah atau Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jamaah agar anda tahu bagaimana itu Ahlus Sunnah Wal Jamaah atau apa atau siapa itu Ahlus Sunnah Wal Jamaah.

Secara singkat Ahlus Sunnah Wal Jama'ah itu adalah pahamnya orang atau kelompok orang yang mengikuti Al-Qur'an dan Al-Hadits dan Atsar Shahabah Nabi Muhammad SAW. dan kelompok ini setelah zaman sesudah zaman tabi'ittabi'in dilabelkan kepada orang atau kelompok yang mengikuti pemahaman Imam Abu Hasan Al-'Asy'ari dimana beliau mendefinisikan dan membagi bagi sifat Allah baik yang wajib, muhal dan yang jaiz bagi Allah SWT.
https://jaibnajhan.blogspot.com/2012/12/pengertian-ahlus-sunnah-wal-jamaah.html

Untuk lebih lengkapnya anda bisa membaca definisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah di beberapa artikel di bawah ini:
Definisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Secara Umum Versi Bulan Ramadlan
Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (ASWAJA)

# Definisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah Versi Ramadlan/Bulan Ramadlan
# Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jamaah Versi Ramadlan
# Siapa Itu Kelompok Yang Berpaham Ahlus Sunnah Wal Jamaah Versi Ramadlan

 Definisi Ahlus Sunnah Wal Jamaah menurut wahabi yang tidak patut anda gunakan sebagai referensi karena mengarahkan amaliah amaliah tertentu sebagai amaliah bid'ah adalah sebagai berikut:
Definisi Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Pengertian as-Sunnah Secara Bahasa (Etimologi) As-Sunnah secara bahasa berasal dari kata: "sanna yasinnu", dan "yasunnu sannan", dan "masnuun" yaitu yang disunnahkan. Sedang "sanna amr" artinya menerangkan (menjelaskan) perkara. As-Sunnah juga mempunyai arti "at-Thariqah" (jalan/metode/pandangan hidup) dan "as-Sirah" (perilaku) yang terpuji dan tercela. Seperti sabda Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam , "Sungguh kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). (HR. Al-Bukhari no 3456, 7320 dan Muslim no. 2669 dari Sahabat Abu Sa'id al-Khudri). Lafazh "sanana" maknanya adalah (pandangan hidup mereka dalam urusan agama dan dunia). "Barangsiapa memberi contoh suatu sunnah (perilaku) yang baik dalam Islam, maka baginya pahala kebaikan tersebut dan pahala orang yang mengerjakannya setelahnya, tanpa mengurangi sesuatu apapun dari pahala mereka. Dan barang siapa memberi contoh sunnah (perilaku) yang jelak dalam Islam ...." (HR. Muslim). ((HR. Muslim no. 1017, at-Tirmidzi no. 2675, Ibnu Majah no. 203, ad-Darimi no. 514, Ahmad (IV/357), an-Nasa-i no. 2553, dan yang lainnya dari Sahabat Jarir bin ‘Abdillah. Hadist selengkapknya adalah sebagai berikut, "Dari al-Mundzir bin jarir, dari bapaknya, dia berkata, "Kami pernah berada bersama Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam pada permulaan terik siang. Dia berkata, ‘Lalu datanglah kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam suatu kaum dalam keadaan tidak beralas kaki dan telanjang, hanya memakai kain selimut (yang nampak dari yang memakainya hanya bagian kepala saja) atua mantel dari karung sambil menyandang pedang, kebanyakan mereka dari kabilah Mudhar, bahkan semuanya dari Mudhar. Melihat kondisi demikian raut wajah Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam menjadi berubah (karena merasa iba) karena melihat kefakiran yang menimpa mereka. Lalu beliau masuk kemudian keluar, kemudian menyuruh Bilal untuk mengumandangkan adzan dan iqamah. Rasulullah shalallhu'alaihi wassalam lalu mengerjakan shalat kemudian dikuti dengan berkhutbah, sambil bersabda : ‘Hai sekalain manusia bertakwalah kepada Rabb-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, .... sampai akhir ayat ‘Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu,' (An-Nisaa': 1) juga membaca ayat dalam surat Al-Hasyr, ‘Hari orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memeprhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah....' (Al-Hasyr: 18). (Karena mendengar khutbah Nabi tersebut) Kemudian ada seseorang bershadaqah dari dinarnya, diharmnya, pakaiannya, dari satu sha' (kira-kira 3 kg) gandumnya, satu sha' kurma, sampai-sampai beliau mengatakan walaupun hanya dengan setengah butir kurma kering.' Dia berkata: "Kemudian seorang laki-laki dari Kaum Anshar membawa membawa sekantung penuh kurma, hampir-hampir telapak tangannya tidak kuat untuk membawahnya, bahkan benar-benar lemah, maka hal itu diikuti silih berganti oleh banyak orang. Sampai-sampai aku melihat dua tumpukan makanan dan pakaian yang sangat banyak. Akupun melihat raut wajah Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam bergembira seakan-akan bersinar cerah sekali, kemudian beliau bersabda: "Barangsiapa yang mencontohkan suatu sunnah yang baik dalam Islam, maka baginya pahala sunnah tersebut dan pahala orang yang mengamalkannya sesudahnya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun, dan barang siapa mencontoh suatu sunnah yang jelek/buruk dalam Islam, maka dosanya akan ditanggungnya dan juga dosa orang yang mengamalkannya setelahnya, tanpa mengurangi dosa mereka sedikitpun.') "Barangsiapa memberi contoh suatu sunnah (perilaku) yang baik dalam Islam, maka baginya pahala kebaikan tersebut dan pahala orang yang mengerjakannya setelahnya, tanpa mengurangi sesuatu apapaun dari pahalam mereka. Dan barangsiapa memberi contoh sunnah (perilaku) yang jelak dalam Islam ...." Lafazh "sunnah" maknanya adalah "sirah" (perilaku). (Lihat kamus bahasa, Lisaanul ‘Arab, Mukhtaarush Shihaah dan al-Qaamuusul Muhith: (bab: Sannana). Pengertian as-Sunnah Secara Istilah (Terminologi) Yaitu petunjuk yang telah ditempuh oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam dan para Sahabatnya baik berkenaan dengan ilmu, ‘aqidah, perkataan, perbuatan maupun ketetapan. As-Sunnah juga digunakan untuk menyebut sunnah-sunnah (yang berhubungan dengan) ibadah dan ‘aqidah. Lawan kata "sunnah" adalah "bid'ah". Nabi shalallahu'alaihi wassalam bersabda, "Sesungguhnya barang siapa yang hidup diantara kalian setelahkau, maka akan melihat perselisihan yang banyak. Maka hendaknya kalian berpegang teguh pada Sunnahku dan Sunnah para Khulafa-ur Rasyidin dimana mereka itu telah mendapat hidayah." (Shahih Sunan Abi Dawud oleh Syaikh al-Albani). (HR. Ahmad (IV/126-127), Abu Dawud no. 4607, at-Tirmidzi no. 2676, dan al-Hakim (I/95), dishahihkan dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi. Lihat keternagan hadits selengkapnya di dalam Irwaa-ul Ghaliil no. 2455 oleh Syaikh al-Albani. Pengertian Jama'ah Secara Bahasa (Etimologi) Jama'ah diambil dari kata "jama'a" artinya mengumpulkan sesuatu, dengan mendekatkan sebagian dengan sebagian lain. Seperti kalimat "jama'tuhu" (saya telah mengumpulkannya); "fajtama'a" (maka berkumpul). Dan kata tersebut berasal dari kata "ijtima'" (perkumpulan), ia lawan kata dari "tafarruq" (perceraian) dan juga lawan kata dari "furqah" (perpecahan). Jama'ah adalah sekelompok orang banyak; dan dikatakan juga sekelompok manusia yang berkumpul berdasarkan satu tujuan. Dan jama'ah juga berarti kaum yang bersepakat dalam suatu masalah. (Lihat kamus bahasa: Lisaanul ‘Arab, Mukhtaraarush Shihaah dan al-Qaamuusul Muhiith: (bab: Jama'a). Pengertian Jama'ah Secara Istilah (Terminologi): Yaitu kelompok kaum muslimin ini, dan mereka adalah pendahulu ummat ini dari kalangan para sahabat, tabi'in dan orang-orang yang mengikuti jejak kebaikan mereka sampai hari kiamat; dimana mereka berkumpul berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah dan mereka berjalan sesuai dengan yang telah ditempuh oleh Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam baik secara lahir maupun bathin. Allah Ta'ala telah memeringahkan kaum Mukminin dan menganjurkan mereka agar berkumpul, bersatu dan tolong-menolong. Dan Allah melarang mereka dari perpecahan, perselisihan dan permusuhan. Allah SAW berfirman: "Dan berpeganglah kamu semua kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai." (Ali Imran: 103). Dia berfirman pula, "Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka." (Ali Imran: 105). Nabi shalallahu'alaihi wassalam bersabda, "Sesungguhnya agama ini akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga (golongan), tujuh puluh dua tempatnya di dalam Neraka dan satu tempatnya di dalam Surga, yaitu ‘al-Jama'ah." (Shahih Sunan Abi Dawud oleh Imam al-Albani). (HR. Abu Dawud no. 4597, Ahmat (IV/102), al-Hakim (I/128), ad-Darimi (II/241). Dishahihkan oleh al-Hakim dan disepakati oleh Imam adz-Dzahabi dari Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Dishahihkan pula oleh Syaikh al-Albani. Lihat Silsilatul Ahadadiitsish Shahiihah no. 203.204). Beliau juga bersabda, "Hendaknya kalian bersatu, dan janganlah bercerai-berai. Karena sesungguhnya syaitan itu bersama seorang, dan dia dari dua orang lebih jauh. Barangsiapa menginginkan di tengah-tengah Surga, maka hendaknya ia berjama'ah (bersatu)!" (HR Ahmad, dalam Musnadnya, dan dishahihkan oleh Imam al-Albani dalam kitab Sunnah karya Ibnu Abi ‘Ashim). (HR. At-Tirmidzi no. 2165, Ahmad (I/18), lafazh ini milik at-Tirmidzi. Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam kitab as-Sunnah karya Ibnu Abi ‘Ashim dan bersamanya kitab Zhilaalul Jannah fi Takhrij as-Sunnah no. 88). Seorang Sahabat yang mulia bernama ‘Abullah bin Mas'ud radhiallahu'anha berkata, "Al-Jama'ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian." (Diriwayatkan oleh al-Lalika-i dalam kitabnya, Syarah Ushul I'tiqaad Ahlis Sunnah walJama'ah). (Syarah Ushuulil I'tiqaad karya al-Lalika-i no. 160 dan al-Baa'its ‘alaa Inkaaril Bida' wal Hawaadits hal. 91-92, tahqiq oleh Syaikh Masyhur bin Hasan Salman). Jadi Ahlus Sunnah wal Jama'ah, adalah mereka yang berpegang teguh pada sunnah Nabi Muhammad shalallahu'alaihi wassalam , para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti jejak dan jalan mereka, baik dalam hal ‘aqidah, perkataan maupun perbuatan, juga mereka yang istiqamah (konsisten) dalam ber-ittiba' (mengikuti Sunnah Nabishalallahu'alaihi wassalam ) dan menjauhi perbuatan bid'ah. Mereka itulah golongan yang tetap menang dan senantiasa ditolong oleh Allah sampai hari Kiamat. Oleh karena itu mengikuti mereka (Salafush Shalih) berarti mendapatkan petunjuk, sedang berselisih terhadapnya berarti kesesatan. Ahlus Sunnah wal Jama'ah mempunyai karakteristik dan keistimewaan, diantaranya : 1. Mereka mempunyai sikap wasathiyah (pertengahan) di antara ifraath (melampaui batas) dan tafriith (menyia-nyiakan); dan di antara berlebihan dan sewenang-wenang, baik dalam masalah ‘aqidah, hukum atau akhlak. Maka mereka berada di pertengahan antara golongan-golongan lain, sebagaimana juga ummat ini berada dipertengahan antara agama-agama yang ada. 2. Sumber pengambilan pedoman bagi mereka hanyalah al-Qur-an dan as-Sunnah, Mereka pun memperhatikan keduanya dan bersikap taslim (menyerah) terhadap nash-nashnya dan memahaminya sesuai dengan manhaj Salaf. 3. Mereka tidak mempunyai iman yang diagungkan, yang semua perkataannya diambil dari meninggalkan apa yang bertentangan dengan kecuali perkataan Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam . Dan Ahli Sunnah itulah yang paling mengerti dengan keadaan Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam perkataan dan perbuatannya. Oleh karena itu, merekalah yang paling mencintai sunnah, yang paling peduli untuk mengikuti dan paling lolal terhadap para pengikutnya. 4. Mereka meninggalkan persengketaan dan pertengkaran dalam agama sekaligus menjauhi orang-orang yang terlibat di dalamnnya, meninggalkan perdebatan dan pertengkaran dalam permasalahan tentang halal dan haram. Mereka masuk ke dalam dien (Islam) secara total. 5. Mereka mengagungkan para Salafush Shalih dan berkeyakinan bahwa metode Salaf itulah yang lebih selamat, paling dalam pengetahuannya dan sangat bijaksana. 6. Mereka menolak ta'wil (penyelewengan suatu nash dari makna yang sebenarnya) dan menyerahkan diri kepada syari'at, dengan mendahulukan nash yang shahih daripada akl (logika) belaka dan menundukkan akal di bawah nash. 7. Mereka memadukan antara nash-nash dalam suatu permasalahan dan mengembalikan (ayat-ayat) yang mutasyabihat (ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian/tidak jelas) kepada yang muhkam (ayat-ayat yang jelas dan tegas maksudnya). 8. Mereka merupakan figur teladan orang-orang yang shalih, memberikan petunjuk ke arah jalan yang benar dan lurus, dengan kegigihan mereka di atas kebenaran, tidak membolak-balikkan urusan ‘aqidah kemudian bersepakat atas penyimpangannya. Mereka memadukan antara ilmu dan ibadah, antara tawakkal kepada Allah dan ikhtiar (berusaha), antara berlebih-lebihan dan wara' dalam urusan dunia, antara cemas dan harap, cinta dan benci, antara sikap kasih sayang dan lemah lembut kepada kaum mukminin dengan sikap keras dan kasar kepada orang kafir, serta tidak ada perselisihan diantara mereka walaupun di tempat dan zaman yang berbeda. 9. Mereka tidak menggunakan sebutan selain Islam, Sunnah dan Jama'ah. 10. Mereka peduli untuk menyebarkan ‘aqidah yang benar, agama yang lurus, mengajarkannya kepada manusia, memberkan bimbingan dan nasehat kepadanya serta memperhatikan urusan mereka. 11. Mereka adalah orang-orang yang paling sabar atas perkataan, ‘aqidah dan dakwahnya. 12. Mereka sangat peduli terhadap persatuan dan jama'ah, menyeru dan menghimbau manusia kepadanya serta menjauhkan perselisihan, perpecahan dan memberikan peringatan kepada manusia dari hal tersebut. 13. Allah Ta'ala menjaga mereka dari sikap saling mengkafirkan sesama mereka, kemudian mereka menghukumi orang selain mereka berdasarkan ilmu dan keadilan. 14. Mereka saling mencintai dan mengasihi sesama mereka, saling tolong menolong diantara mereka, saling menutupi kekurangan sebagian lainnya. Mereka tidak loyal dan memusuhi kecuali atas dasar agama. Secara garis besarnya, ahlus sunnah wal jama'ah adalah manusia yang paling baik akhlaknya, sangat peduli terhadap kesucian jiwa mereka dengan berbuat ketaatan kepada Allah Ta'ala, paling luas wawasannya, paling jauh pandangan, paling lapang dadanya dengan khilaf (perbedaan pendapat) dan paling mengetahui tentang adab-adab dan prinsip-prinsip khilaf. Pengertian Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Secara Ringkas Bahwa Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah suatu golongan yang telah Rasulullah shalallahu'alaihi wassalam janjikan akan selamat di antara golongan-golongan yang ada. Landasan mereka bertumpu pada ittiba'us sunnah (mengikuti as-Sunnah) dan menuruti apa yang dibawa oleh nabi baik dalam masalah ‘aqidah, ibadah, petunjuk, tingkah laku, akhlak dan selalu menyertai jama'ah kaum Muslimin. Dengan demikian, maka definisi Ahlus Sunnah wal Jama'ah tidak keluar dari definisi Salaf. Dan sebagaimana telah dikemukakan bahwa salaf ialah mereka yang mengenalkan Al-Qur-an dan berpegang teguh dengan As-Sunnah. Jadi Salaf adalah Ahlus Sunnah yang dimaksud oleh Nabi shalallahu'alaihi wassalam. Dan ahlus sunnah adalah Salafush Shalih dan orang yang mengikuti jejak mereka. Inilah pengertian yang lebih khusus dari Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Maka tidak termasuk dalam makna ini semua golongan ahli bid'ah dan orang-orang yang mendikuti keinginan nafsunya, seperti Khawarij, Jahmiyah, Qadariyah, Mu'tazilah, Murji'ah, Rafidhah (Syiah) dan lain-lainnya dari ahli bid'ah yang meniru jalan mereka. Maka sunnah adalah lawan kata bid'ah, sedangkan jama'ah lawan kata firqah (gologan). Itulah yang dimaksudkan dalam hadits-hadits tentang kewajiban berjama'ah dan larangan bercerai-berai. Inilah yang dimaksudkan oleh "Turjumanul Qur-an (juru bicara al-Qur-an)" yaitu ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu'anhu dalam menafsirkan firman Allah Ta'ala, "Pada hari yang diwaktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula maka yang hitam muram". (Ali Imran: 106). Beliau berkata, "Muka yang putih berseri adalah muka Ahlus Sunnah wal Jama'ah dan muka yang hitam muram adalah muka ahlil bid'ah dan furqah (perselisihan)." .


Banyak alasan dalam artikel buatan wahabi diatas untuk tidak dijadikan rujukan kita yang berpaham Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, dan saya hanya akan menguraikan sebagian saja dan diantaranya yang akan saya jelaskan adalah:

1. Artikel Wahabi diatas membawa atau memancing pembaca kepada arah yang membuat persepsi pembaca menyimpulkan bahwasanya tiap amal yang tidak pernah diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah bid'ah yang mana pelakunya adalah mereka orang sesat dan jelas bukanlah termasuk ahlus sunnah wal jama'ah. padahal sebenarnya bukanlah begitu yang sebenarnya, dan selain itu kita semua tidak bisa dan tidak akan pernah bisa melakukan atau tidak melakukan yang dilakukan oleh nabi atau yang tidak dilakukan oleh nabi seperti contoh:
A. Shalat sampai kaki bengkak.
B. Qurban tiap tahun
C. beristrikan 12 istri
E. Mengaji langsung kepada Malaikat Jibril
H. Tidak mengaji di pondok atau madrasah dan lain sebagainya dan seterusnya.

Jadi kalau dipaksakan tidak melakukan apa yang tidak dilakukan rasul atau melakukan yang sesuai dengan apa yang rasul lakukan maka semua akan tidak ada yang masuk ahlus sunnah wal jamaah, karena itu jangan ikut ikutan terjebak dalam konsep yang dibuat oleh kelompok wahabi, dan jangan pula terjebak dengan konsep kelompok liberal yang saat ini banyak dianggap islam toleran oleh sebagian muslim yang masih belum begitu paham dan mereka mengatasnamakan islam moderat yang sebenarnya adalah liberalisme.

2. Penggunaan ayat dan hadits yang tidak ada sama sekali arabnya, dan ini keluar dari ketentuan hadits dan qur'an sendiri.

3. dan banyak yang lain yang mungkin akan saya jelaskan pada kesempatan yang lain.

Polling NU Online & Nahimunkar.com Mana Yg Lebih Baik

By admin | At 04.04 | Label : | 2 Comments
Ramadlan LM ::: Polling NU Online & Nahimunkar.com Mana Yg Lebih Baik
Sebelumnya saya sudah membahas kedua situs ini, namun saya hanya membahas mengenai visitor dan backlinknya dan dasarnya ialah dengan menggunakan tools saja. dan sekarang saya ingin meningkatkan pengetahuan mengenai kedua situs tersebut melalui pendapat para netter.

Baca juga:
Survie Website NU Online VS Nahimunkar CR Bulan Ramadlan
Visitor & Backlink Banyak Tapi Serp Masih Tidak Bagus, Ini Jawabannya

Oke, langsung saja.
Menurut para pembaca lebih baik mana antara situs NU Online dengan situs Nahimunkar.com?
Pendapat atau cara penilaian anda bebas saja, boleh melihat desain saja, artikel, loading, cara menanggapi ataupun lainnya. pokoknya anda bebas memberikan penilaian terhadap kedua situs ini, dan saya ucapkan terima kasih banyak atas penilaian anda.

NB:
# Anda silahkan memberikan penilaian dengan meninggalkan komentar di kolom komentar.
# Polling ini akan saya akhiri pada bulan april
# Polling ini juga akan dibagikan ke beberapa group WA dan hasilnya nanti akan saya jelaskan di postingan "Hasil Polling NU Online & Nahimunkar.com Mana Yg Lebih Baik".

Bulan Ramadlan Akan Segera Mengadakan Kontes SEO ini Keywordnya

By admin | At 03.41 | Label : | 0 Comments
Ramadlan LM ::: Bulan Ramadlan Akan Segera Mengadakan Kontes SEO ini Keywordnya
Sudah lama sekali Bulan Ramadlan akan mengadakan kontes SEO dan sudah banyak sekali yang minta untuk disegerakan namun sampai saat ini masih belum terwujud karena memang ada banyak faktor yang menyebabkan acara tersebut kurang valid kalau dipaksakan terlaksana. Namun kemungkinan besar sekarang ini mulai ada titik terang dan anda yang sudah bersiap mengikuti hanya membutuhkan sedikit bersabar saja.

Sesuai dengan judul tulisan saya ini, saya kali ini akan menginformasikan keyword yang akan diperlombakan.
Insya Allah Keyword yang akan diperlombakan adalah "Bulan Ramadlan Blogger Ahlus Sunnah Wal Jamaah".
Jadi sobat blogger bisa mempersiapkan keyword "Bulan Ramadlan Blogger Ahlus Sunnah Wal Jamaah" mulai sekarang, dan jika sobat blogger mempersiapkan mulai saat ini akan bisa mempermudah sobat dalam menguasai keyword "Bulan Ramadlan Blogger Ahlus Sunnah Wal Jamaah".

Oke, sekian saja dari saya, semoga tulisan saya ini ada manfaatnya dan terima kasih sudah berkunjung.
◄ Posting Baru Posting Lama ►